ASPIRATIF|GAYO LUES – Tim dosen dan mahasiswa dari Universitas Samudra (Unsam) Langsa, mengadakan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Terintegrasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) di SMA Negeri 1 Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues.
Kegiatan ini bertajuk “Pelatihan Pengembangan Kemampuan Mitigasi Bencana dan Penyusunan Kurikulum Mitigasi Bencana Berbasis Komunitas Sosial Lokal bagi Guru SMAN 1 Rikit Gaib,” berlangsung di sekolah setempat, Jum’at (20/6/2025).
Ketua Prodi Geografi yang memimpin pelatihan ini, Dr Tengku Muhammad Sahudra MPd, kepada media ini, Sabtu (21/6) mengatakan, pelatihan ini menjadi bagian dari komitmen pengabdian kampus kepada masyarakat.
Kemudian katanya, sebagai bentuk kontribusi akademik dalam penguatan ketangguhan bencana melalui sektor pendidikan.
“Kegiatan difokuskan pada dua aspek utama yakni, pengembangan pemahaman guru tentang mitigasi bencana dan pelatihan penyusunan kurikulum yang relevan dengan kondisi lokal,” ujar Sahudra.
Karena ungkapnya, Kabupaten Gayo Lues sebagai wilayah yang memiliki potensi kerawanan bencana seperti longsor dan banjir.
Makanya, menjadi lokasi yang tepat untuk penerapan kurikulum berbasis komunitas yang mengintegrasikan kearifan lokal dan data kerentanan wilayah.
Sahudra menjelaskan, pelatihan ini turut didampingi anggota tim dosen lainnya yakni, Hanif Harahap MPd dan para mahasiswa dari berbagai program studi seperti Pendidikan Sejarah, PGSD, Agribisnis, dan Pendidikan Bahasa Inggris.
Disebutkannya, turut melibatkan juga Ary Kiswanto Kenedi MPd dan Dr Ronald Fransyaigu MPd, berperan sebagai pembantu lapangan dan teknis dalam kegiatan ini.
“Melalui program ini, Unsam menegaskan perannya dalam mendorong pendidikan yang adaptif, inklusif, dan relevan dengan tantangan zaman, khususnya dalam membangun ketangguhan masyarakat melalui jalur pendidikan formal,” ucap Sahudra.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Rikit Gaib, Hayaddin MPd, ia menyambut baik dan sangat antusias dengan pelaksanaan pelatihan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Unsam Langsa.
“Kegiatan ini sangat relevan dan bermanfaat bagi pengembangan kapasitas guru di sekolahnya,” kata Hayaddin.
Ia menekankan pentingnya pendidikan kebencanaan yang kontekstual, agar siswa dapat memahami risiko di sekitar mereka dan tumbuh dengan kesadaran terhadap keselamatan diri dan lingkungan.
Hayaddin menyebutkan, para peserta pelatihan ini terdiri dari guru-guru lintas mata pelajaran yang merespons positif kegiatan ini.
Lebih lanjut kepala sekolah mengungkapkan, para guru merasa bahwa pelatihan ini memperkaya pemahaman tentang mitigasi bencana dan memberikan panduan praktis dalam menyusun kurikulum tematik yang aplikatif.
Bahkan katamya, beberapa orang guru mengaku baru pertama kali mendapatkan pelatihan yang memadukan ilmu kebencanaan dengan pendekatan kurikulum berbasis sosial lokal.
Hayaddin menambahkan, kegiatan ini tidak hanya memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan sekolah, tetapi juga membuka peluang kolaborasi lebih lanjut dalam pengembangan modul pembelajaran yang responsif terhadap kebutuhan daerah rawan bencana.[]