ASPIRATIF.ID — Sekolah Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala (USK) melakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) Dan Implementation of Agreement (IA) Sekolah Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Provinsi Aceh secara resmi dalam even perayaan dua dekade Damai Aceh di Gedung Balee Meuseraya Aceh (BMA) dengan tujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia di Aceh , Jum’at 15 Agustus 2025.
Direktur Pascasarjana USK,Prof.Hizir dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa kerjasama ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi antara dunia akademik dan pemerintahan dalam hal ini Badan Reintegrasi Aceh.
“Dengan adanya kerjasama ini diharapkan akan terjalin sinergi yang baik dalam bidang Tri Dharma (Pendidiikan, Penelitian Dan Pengabdian) khususnya dalam Implementasinya diserahkan ke Pragram Studi Magister Damai Dan Resolusi Konflik (MDRK) sebagai program magister yang membidanginya langsung,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua BRA Aceh, Cand (Dr). Jamaluddin, SH., M.Kn, juga menekankan pentingnya kolaborasi ini dalam rangka mendukung program-program pemerintah dalam pengelolaan berkelanjutan.
“Kerjasama ini tidak hanya bermanfaat bagi akademisi, tetapi juga bagi kawan-kawan KPA dan masyarakat Aceh secara keseluruhan,” tuturnya.
Memorandum of Agreement (MoA) ini meliputi 6 kesepakatan penting :
(1) Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari tiga pilar, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.
(2) Peningkatan kompetensi mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan melalui program fellowship, kajian pendidikan, magang dan kegiatan lainnya yang sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi.
(3) Pelaksanaan pelatihan, workshop/lokakarya, dan conference
(4) Publikasi ilmiah.
(5) Diseminasi informasi/sosialisasi program, kegiatan, atau produk,dan
(6) Pemanfaatan sarana dan prasarana. Melalui program tersebut kedua belah pihak berkomitmen untuk mengoptimalkan agar lebih produktif dan berkelanjutan.
Begitupun, diharapkan kerjasama ini dapat memperkuat kapasitas sumber daya manusia di Aceh dan memberikan kontribusi positif bagi Aceh.
Penandatanganan ini menjadi momentum penting dalam upaya meningkatkan SDM Aceh melalui pengelolaan sumber daya yang lebih efektif.
Acara penandatanganan berlangsung di BMA dengan dihadir oleh Wakil Menteri, Wakil Gubenur Aceh, Forkopimda Aceh, DPRA, Para SKPA Aceh, Mantan Gubernur Aceh mulai dari Azwar Abu Bakar, Irwandi Yusuf, Zaini Abdullah Dan delegasi yang terlibat dalam perjanjian MoU Helsinki, serta Para Jurnalis Dan tamu undangan lainya.[]
