Oleh: Miftahul Khari, M.Pd Kaprodi PGMI STAI Tapaktuan Aceh Selatan.
Hijrah: Bukan Sekadar Pindah, Tapi Bangkit dan Berubah
Hijrah dalam makna yang luas bukanlah sekadar perpindahan fisik, tetapi transformasi visi, cara pikir, dan orientasi hidup ke arah yang lebih baik.
Spirit hijrah ini perlu dihidupkan dalam dunia pendidikan kita hari ini terutama di daerah yang kita cintai, Kabupaten Aceh Selatan yang memiliki potensi besar, namun masih menghadapi tantangan mendasar dalam pembangunan sumber daya manusianya.
Sebagaimana Rasulullah SAW membangun peradaban di Madinah setelah hijrah, kita pun harus menjadikan pendidikan sebagai wahana perubahan dari stagnasi menuju kemajuan, dari ketergantungan menuju kemandirian, dan dari pasif menjadi produktif.
Aceh Selatan bukanlah daerah miskin sumber daya. Kita memiliki kekayaan alam, budaya, laut, pertanian, dan sejarah panjang tokoh-tokoh ulama besar seperti Raja Angkasah, Teungku Cut Ali, Panglima Raje Lelo, dan Abuya Muda Wali, yang semuanya mewariskan semangat perjuangan dan pencerahan.
Namun, kemajuan daerah tidak akan lahir jika tidak ditopang oleh pendidikan yang visioner dan produktif. Data menunjukkan bahwa angka pengangguran lulusan SMA/SMK di Aceh Selatan masih cukup tinggi. Ini bukan hanya soal lapangan kerja, tetapi juga tentang relevansi pendidikan yang belum sepenuhnya membekali siswa dengan keterampilan hidup dan semangat kemandirian.
Pendidikan yang Berhijrah: Dari Teori ke Aksi, dari Hafalan ke Kecakapan
Saatnya pendidikan di Aceh Selatan berhijrah dari orientasi administratif menuju pendekatan transformatif. Artinya:
- Kurikulum harus membumi, menyatu dengan potensi lokal seperti perikanan, pertanian organik, wisata religi, dan UMKM.
- Sekolah tidak boleh hanya menjadi tempat belajar angka dan teks, tetapi menjadi laboratorium kewirausahaan, etika, dan keterampilan abad ke-21.
- Guru harus menjadi pendamping perubahan, bukan sekadar pengisi papan tulis. Mereka perlu dibekali dengan pelatihan rutin dan semangat hijrah intelektual.
Model-model pendidikan produktif seperti teaching factory, project-based learning, dan blended learning harus lebih digalakkan, disesuaikan dengan kebutuhan lokal Aceh Selatan.
Dukungan Pemerintah: Mengintegrasikan Pendidikan dan Pembangunan Daerah
Pendidikan tidak bisa berjalan sendiri. Harus ada dukungan serius dari Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan dalam bentuk:
- Program beasiswa bagi pelajar kreatif dan inovatif.
- Kolaborasi antara sekolah dengan dunia usaha dan pesantren.
- Penyediaan sarana pelatihan berbasis kompetensi di sektor unggulan daerah.
Beberapa program unggulan Bupati dan Wakil Bupati seperti penguatan ekonomi berbasis desa, pemberdayaan pemuda, dan pengembangan pariwisata islami, sejatinya akan lebih berdampak jika dijalankan paralel dengan pembaruan pendidikan.
Sebagai Penutup: Ayo Berhijrah, Ayo Bangkit! Hijrah pendidikan bukan sekadar jargon, tetapi langkah nyata untuk membangun SDM Aceh Selatan yang tangguh, cakap, dan berakhlak.
Mari kita buka tahun ajaran baru, dan setiap ruang kelas, dengan semangat pembaruan: memperkuat iman, memperkaya ilmu, dan memberdayakan amal.
Karena pendidikan yang tidak bergerak, akan tertinggal. Sedangkan pendidikan yang berhijrah insyaAllah akan membawa daerah kita menuju keberkahan dan kemajuan.[]
