ASPIRATIF.ID — Kue tradisional Aceh yang memiliki cita rasa khas dan tinggi dinilai perlu dilestarikan agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman.
Selain sebagai warisan budaya kuliner, kue tradisional juga memiliki nilai ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat apabila dikelola dengan baik.
Ketua Asosiasi Kerajinan dan Souvenir Aceh, Dewi Antika Bahar, mengatakan bahwa saat ini minat generasi muda dalam mempelajari pembuatan kue tradisional mulai menurun.
Padahal, Aceh memiliki beragam jenis kue khas seperti timphan, adee, keukarah, boh rom-rom, wajib dan berbagai jenis jajanan lainnya yang tidak hanya lezat tetapi juga sarat nilai budaya.
“Pelatihan pembuatan kue tradisional sangat penting sebagai upaya pelestarian warisan kuliner Aceh. Dengan pelatihan, kita bisa menjaga cita rasa asli sekaligus memberikan keterampilan kepada masyarakat untuk menjadikannya sebagai peluang usaha,” ujar Dewi Antika Bahar dalam pers rilis yang diterima media ini, Kamis (4/9/2025).
Menurutnya, selain menjaga kekayaan kuliner, pelatihan pembuatan kue tradisional juga dapat membuka jalan bagi peningkatan ekonomi keluarga.
Produk kue khas Aceh memiliki potensi besar untuk dipasarkan, baik di tingkat lokal maupun nasional, bahkan hingga ke mancanegara.
Asosiasi Kerajinan dan Souvenir Aceh berkomitmen untuk terus mendorong adanya kegiatan pelatihan dan pengembangan usaha berbasis kuliner tradisional.
“Ini bukan hanya tentang menjaga cita rasa, tetapi juga tentang memberikan manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Tidak hanya itu, masyarakat diharapkan dapat lebih peduli dan berpartisipasi aktif dalam melestarikan kue tradisional sebagai salah satu identitas budaya Aceh.
Begitupun, upaya pelestarian ini juga menjadi langkah strategis agar generasi mendatang tetap bisa menikmati dan mengenal kekayaan kuliner daerahnya sendiri.[]
