Jakarta bukanlah tempat asing bagi Bupati Aceh Selatan H.Mirwan MS. Pasalnya, ketua Partai Gerindra Aceh Selatan itu lama bermukim disana, sebelum dilantik menjadi Bupati Aceh Selatan 17 Febuari 2025 lalu.
Itu sebab, hampir setiap bulan, suami Nafisah itu wara wiri ke berbagai kementerian. Itu dilakukan, untuk membantu percepatan pembangunan di Kabupaten Aceh Selatan.
“Pokoknya positif, kalau tahun ini memang belum bisa dipastikan,kita lihat saja pada tahun anggaran 2026 mendatang. Kita tidak boleh mendahului kehendak Allah, namun saya berkomitmen membangun Aceh Selatan menuju daerah maju dan produktif, mohon doa dan dukungan dari kawan-kawan wartawan,” kata H.Mirwan.
Tengok saja, kondisi keuangan daerah saat ini yang belum stabil. Kebijakan efesiensi anggaran secara nasional mengharuskan APBK Aceh Selatan 2025 dipangkas hampir Rp 104 milliar. Belum lagi, hasil LHP BPK RI 2024 yang menyebutkan hutang daerah di angka Rp 184,2 milliar.
Kondisi tak menyenangkan ini tentu membuat H.Mirwan harus berfikir untuk bisa melaluinya. Menyalahkan pemerintah lalu yang disinyalir kurang baik dalam pengelolaan keuangan daerah juga bukan solusi yang tepat. Sebab, mengeluh dengan kondisi yang ada saat ini juga tidak akan merubah keadaan.
Disisi lain, kondisi pemerintahan daerah saat ini yang masih lesu dan layu. Mutasi adalah salah satu solusi untuk membuat pemerintahan berjalan dan berdenyut kembali. Lihat saja, hampir di semua SKPK belum menampakkan hasil kerja yang memuaskan.
Padahal, ini sudah masuk pertengahan tahun 2025, namun resapan dan realisasi APBK belum menampakkan percepatan yang siginifikan. Bahkan, kabarnya DPA masih dalam proses persetujuan pemerintah Aceh.
H.Mirwan harus segera mengambil langkah tegas dan jelas untuk membuat pemerintahan dapat berjalan efektif dan aktif. Evaluasi kinerja secara total harus segera dilakukan.Tetap semangat Pak Bupati, yakinlah badai pasti berlalu.[]
