ASPIRATIF.ID — Provinsi Aceh yang katanya merupakan salah satu lumbung beras di Indonesia kini justru mengalami krisis beras. Masyarakat di berbagai kabupaten/kota mulai kesulitan mendapatkan beras. Kalaupun ada, harganya pasti melambung.
Sekretaris Jenderal Forum LSM, Sudirman Hasan, menilai kondisi ini tidak bisa dipisahkan dari kesalahan Bulog yang seharusnya berperan menjaga ketersediaan dan harga pangan pokok, terutama beras, baik di tingkat produsen maupun konsumen. Bulog juga semestinya harus mampu mengelola cadangan pangan dan menyalurkan bantuan sosial.
“Sekarang kondisinya sudah begini, mana tanggungjawab Bulog. Kalau tidak bisa bekerja, bubar saja,” kata Sudirman Hasan, Kamis (7/8).
Sebagai Lembaga yang merupakan payung bagi sejumlah LSM di Aceh, Forum LSM Aceh banyak menerima keluhan dari warga soal kelangkaan beras ini. Kasus ini seperti ini nyaris tidak pernah terjadi di Aceh sebab sejak dulu Aceh justru dikenal sebagai daerah penghasil beras.
Semestinya produksi beras di Aceh lebih besar dari Tingkat konsumsi warga sehingga banyak beras Aceh yang dikirim ke provinsi lain.
“Sekarang ini harga beras melambung tinggi. Bahkan ada yang mencapai 40 persen dari harga sebelumnya,” lanjut Sudirman Hasan.
Lebih jauh, Sudirman menjelaskan, harga beras di Aceh Barat Daya misalnya, untuk beras premium, harganya sudah mencapai Rp 270 ribu per zak isi 15 kilogram. Padahal sebulan lalu harga berkisar Rp 230 ribu.
Kondisi yang tidak jauh berbeda terjadi di Aceh Tamiang, Aceh Timur dan kabupaten/kota lainnya, termasuk BandaAceh. Bahkan kelangkaan dan pelonjakan harga beras juga terjadi di daerah-daerah yang selama ini dikenal sebagai penghasilan beras, seperti Pidie, Aceh Utara dan Aceh Selatan.
Sudirman Hasan memperkirakan harga itu kemungkinan akan terus meningkat karena masa panen masih belum tiba. Kondisi ini tentu saja membuat stok padi di pabrik penggilingan semakin menipis sehingga kelangkaan beras akan terus menjadi ancaman.
Dalam situasi seperti ini, Sudirman Hasan sangat heran sebab Bulog terkesan tidak melakukan terobosan apapun. Padahal itu adalah tanggungjawab mereka.
Sudirman Hasan meminta agar Forum Bulog segera mengeluarkan cadangan berasnya untuk melakukan operasi pasar di sejumlah daerah yang mengalami kelangkaan beras.
Wilayah miskin seperti Aceh Singkil, Gayo Lues dan Aceh Barat semestinya bisa menjadi prioritas karena kelangkaan beras di wilayah itu sangat parah, dengan demikian masyarakat bisa sedikit terbantu.
Kelangkaan beras yang terjadi di Aceh saat ini merupakan salah satu yang terburuk dalam sejarah. Ironisnya, tingginya harga beras itu tidak serta merta membuat petani lebih untung.
Petani justru tidak merasakan dampak ekonomi signifikan dari kenaikan harga beras itu. harga jual mereka ke pasaran cenderung stabil dari dulu. Justru harga di tingkat pasar yang lebih banyak bermain.
Sudirman Hasan tidak ingin menuding adanya permainan tengkulak di balik kelangkaan beras ini. Ia cenderung melihat peran Forum Bulog yang tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
“Semestinya kasus ini bisa diantisipasi dengan baik sehingga Bulog bisa bergerak cepat di lapangan untuk menstabilkan harga. Kalau kondisinya sudah buruk seperti ini, apa lagi yang bisa dilakukan Bulog? Jangan-jangan mereka juga ikut bermain dalam isu kelangkaan beras ini.?” ujar Sudirman Hasan.**