Semangat H.Mirwan membangun Aceh Selatan ditengah tumpukan hutang patut diberikan apresiasi. Pasalnya, berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksa (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI tahun 2024 utang daerah berkisar di angka Rp 184,2 milliar, sebuah angka yang sangat pantastis sekali.
Begitupun, meski ini merupakan peninggalan pemerintahan lalu, akibat tata kelola keuangan yang kurang baik, mau tidak mau, suka tidak suka, sebagai Bupati Aceh Selatan,H.Mirwan harus menghadapi kondisi tak elok ini agar bisa keluar dari jalur defisit anggaran yang semakin memprihatinkan.
Beberapa langkah dan upaya yang bisa dilakukan agar bisa keluar dari kondisi keuangan daerah yang dililit hutang adalah dengan melakukan penghematan penggunaan APBK semaksimal mungkin. Artinya,hutang dicicil pembangunan tetap berjalan.
Upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari berbagai sektor dan sumber yang ada. Meskipun, harus diakui selama ini upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan PAD masih belum maksimal.
H.Mirwan bisa memanfaatkan Badan Usaha Milik Daerah seperti PDAM dan BUMD Fajar Selatan sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan pendapatan asli daerah. Kedua perusahaan plat merah ini,jika dikelola dengan baik oleh manajemen yang profesional akan mampu membantu pemerintah dalam memberikan PAD.
Cara lain yang bisa dilakukan H.Mirwan adalah dengan melakukan lobi ke Pemerintah Pusat untuk membantu pembangunan di Kabupaten Aceh Selatan. Pengalaman selama menjadi pengusaha yang sering wara wiri di berbagai Kementerian menjadi modal bagi H.Mirwan untuk membangun daerah.
Sebut saja, jika setiap tahun H.Mirwan mampu membawa pulang dana jemputan pusat sebesar Rp 50 miliar misalnya, maka itu akan sangat membantu pembangunan di Kabupaten Aceh Selatan. Kita yakin, meski ditengah kondisi keuangan daerah yang defisit bin rumit ini, H.Mirwan akan mampu membawa perubahan di Aceh Selatan menjadi lebih baik menuju Aceh Selatan Maju dan Produktif.[Red]
