Oleh: Tgk. Muhibbuttibri (Abah Himmatul Amal)
Muharram adalah bulan yang penuh keberkahan. Dalam penanggalan Islam, Muharram menjadi penanda dimulainya Tahun Baru Hijriah.
Bagi umat Islam, ini adalah momentum refleksi, instrospeksi diri, dan perbaikan akhlak.
Sebagaimana disampaikan dalam hadits shahih riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram.”
(HR. Muslim)
Muharram: Bulan Allah yang Dimuliakan
Muharram disebut sebagai “Syahrullah” atau “bulan Allah”. Ini menunjukkan keistimewaan posisi bulan Muharram di sisi Allah SWT.
Selain itu, dalam Muharram juga terdapat hari yang sangat istimewa, yaitu Hari Asyura, yang jatuh pada 10 Muharram.
Puasa Asyura adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan, dengan janji ampunan dosa selama satu tahun sebelumnya, sebagaimana dalam hadits:
“Puasa Asyura itu dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim)
Spirit Hijrah dan Muharram: Saatnya Berbenah Diri
Menyambut Muharram berarti menyambut semangat hijrah. Hijrah bukan hanya berpindah tempat, tetapi juga perpindahan akhlak, sikap, dan perilaku sosial.
Di tengah kehidupan masyarakat kita saat ini, khususnya di Aceh Selatan dan sekitarnya, sering kita temui berbagai tantangan akhlak sosial:
Semakin lunturnya budaya saling menyapa,
Melemahnya semangat silaturahmi,
Kurangnya partisipasi dalam kegiatan keagamaan,
Maraknya budaya konsumtif dan kurangnya perhatian pada pendidikan agama anak-anak.
Muharram dan puasa Asyura menjadi momentum kebangkitan akhlak, kesadaran sosial, dan penyegaran ruhani.
Hikmah Puasa Asyura: Lebih dari Sekadar Menahan Lapar
Puasa Asyura bukan hanya soal lapar dan haus, tapi simbol penguatan ruhani. Dengan berpuasa, kita belajar untuk, Menahan amarah, Mengendalikan hawa nafsu, Memperbanyak amal sosial, Berempati terhadap kaum dhuafa.
“Ibadah itu bukan hanya hubungan dengan Allah, tapi juga harus berdampak pada sikap sosial. Orang yang rajin puasa tapi masih suka menyakiti tetangga, berarti masih jauh dari hakikat ibadah.”
Menghidupkan Tradisi Kajian dan Silaturahmi
Kegiatan kajian sambil ngopi seperti yang digagas di Berkah Cafe Jambo Manyang adalah salah satu upaya nyata membumikan nilai Muharram dan Asyura di tengah generasi muda. Mengemas dakwah dalam suasana santai namun tetap penuh hikmah.
Melalui acara ini, diharapkan, Pemuda lebih tertarik dengan majelis ilmu,Masyarakat lebih memahami keutamaan Muharram, Tradisi ngaji bareng dan diskusi agama tetap hidup di Aceh Selatan.
Penutup: Mari Bergerak, Pancarkan Cahaya Agama
Tahun baru Islam ini, mari kita isi dengan hijrah akhlak dan peningkatan amal ibadah. Semoga puasa Asyura, kajian-kajian ilmu, dan semangat Muharram menjadi cahaya perubahan di tengah masyarakat kita.
Sebagaimana slogan yang kami usung:
“Bergerak, Pancarkan Cahaya Agama”.
Semoga Allah SWT menerima amal kita semua.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Penulis Abah. Tgk. Muhibbuttibri, Merupakan Pimpinan Dayah Himmatul Amal, Gampong Pasie Kuala Bau, Kecamatan Kluet Utara, Aceh Selatan dan juga Anggota MPU Provinsi Aceh.
