Menu

Mode Gelap
 

News · 30 Mei 2025 04:02 WIB ·

Penyuluh Agama Di Era Ekonomi Kreatif: Peluang, Peran dan Hambatan 


 Penyuluh Agama Di Era Ekonomi Kreatif: Peluang, Peran dan Hambatan  Perbesar

Oleh: Anis Syahputra, S.HI (Penyuluh Agama Kec.Labuhan Haji Timur)

Puji Syukur kehadhirat  Allah SWT atas segala  limpahan rahmat dan karuniaNya. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Kementerian Agama Republik Indonesia atas Pelantikan dan Penyerahan SK PPPK yang telah dilaksanakan dengan lancar.

Momen ini menjadi titik awal sekaligus amanah besar bagi kami untuk terus berkontribusi secara nyata dalam pelayanan keagamaan kepada masyarakat.

Di tengah pesatnya perkembangan era ekonomi kreatif, peran penyuluh agama tidak lagi terbatas pada urusan spiritual semata. Penyuluh agama kini dihadapkan pada tantangan dan peluang baru, di mana aspek keagamaan perlu dikolaborasikan dengan nilai-nilai pemberdayaan sosial dan ekonomi umat.

Transformasi peran ini menjadi semakin relevan seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya pendekatan holistik dalam membangun masyarakat yang sejahtera dan beretika.

Era ekonomi kratif menghadirkan perubahan besar dalam pola hidup masyarakat, termasuk dalam cara menyampaikan dan menerima nilai-nilai keagamaan.

Penyuluh agama sebagai ujung tombak dakwah dan pembinaan ummat dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan esensi dakwah islam.

Peluang : Spiritualitas dalam Arus Ekonomi Kreatif

Ekonomi kreatif ditandai dengan pemanfaatan ide, kreativitas, dan inovasi sebagai sumber utama dalam menciptakan nilai ekonomi.

Di sinilah penyuluh agama memiliki peluang besar untuk menanamkan nilai-nilai etika, kejujuran, dan tanggung jawab sosial dalam kegiatan ekonomi berbasis kreatif.

Produk-produk halal, konten dakwah digital, usaha mikro berbasis komunitas masjid, hingga pengembangan koperasi syariah adalah contoh area yang bisa dikembangkan bersama masyarakat.

Penyuluh agama juga dapat mengambil peran sebagai fasilitator atau motivator dalam pengembangan kewirausahaan berbasis nilai agama.

Dengan pendekatan dakwah yang kontekstual, penyuluh bisa mendorong umat untuk memanfaatkan potensi lokal dan teknologi digital guna menciptakan produk kreatif yang bernilai jual.

Peran Strategis Penyuluh Agama

Dalam konteks ini, setidaknya terdapat tiga peran utama penyuluh agama:

Edukator Moral-Ekonomi

Penyuluh bertugas memberikan pemahaman tentang pentingnya etika bisnis dalam Islam, seperti kejujuran, amanah, larangan riba, dan pentingnya keadilan dalam muamalah.

Motivator Pemberdayaan Umat

Penyuluh bisa menjadi motor penggerak semangat wirausaha umat, terutama di kalangan generasi muda dan kelompok rentan ekonomi, melalui pendekatan yang membangkitkan kesadaran spiritual dan tanggung jawab sosial.

Mediator Program Pemberdayaan

Dengan jejaring yang dimiliki, penyuluh dapat menjembatani umat dengan lembaga keuangan syariah, pelatihan usaha, maupun program pemerintah dalam penguatan ekonomi umat.

Hambatan yang Dihadapi

Meski berpotensi besar, penyuluh agama juga dihadapkan pada berbagai hambatan, di antaranya :

Keterbatasan Kapasitas dan Pelatihan

Banyak penyuluh agama belum memiliki kemampuan teknis dalam bidang ekonomi atau kewirausahaan, sehingga memerlukan pelatihan tambahan agar dapat berperan maksimal.

Kurangnya Kolaborasi Lintas Sektor

Minimnya sinergi antara penyuluh agama, pemerintah daerah, dan pelaku usaha sering menghambat implementasi program pemberdayaan ekonomi umat.

Pandangan Masyarakat yang Masih Sempit

Beberapa masyarakat masih memandang bahwa tugas penyuluh agama hanya sebatas ceramah keagamaan, bukan pemberdayaan ekonomi. Ini menyebabkan rendahnya dukungan terhadap inisiatif yang bersifat ekonomi.

Kurang memahaminya Sosio-Kultur masyarakat

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Penyuluh Agama, terutama yang ditempatkan diluar daerah asalnya adalah minimnya pemahaman terhadap sosio-kultur masyarakat setempat.

Perbedaan latar belakang budaya, bahasa, adat istiadat, serta cara pandang masyarakat terhadap agama sering kali menjadi hambatan dalam menyampaikan pesan dakwah secara efektif.

Penyuluh agama memiliki potensi strategis dalam menjembatani spiritualitas dan ekonomi kreatif. Untuk itu, perlu adanya pembaruan paradigma dan peningkatan kapasitas agar penyuluh agama dapat beradaptasi dengan tantangan zaman.

Kolaborasi dengan berbagai pihak serta pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci agar peran ini bisa berdampak lebih luas dalam membangun umat yang mandiri secara ekonomi namun tetap berakar kuat pada nilai-nilai agama.[]

Artikel ini telah dibaca 106 kali

badge-check

Redaksi

banner 300x350 banner 300x350 banner 300x325 banner 300x325 banner 300x325 banner 300x350 banner 300x350 banner 300x325 banner 300x325 banner 300x325 banner 300x325 banner 300x325 banner 325x300 banner 300x325 banner 300x325
Baca Lainnya

Diduga Kabur Dari Rumah, Seorang Bocah Asal Simeulue Diamankan Warga Kluet Selatan 

31 Mei 2025 - 16:58 WIB

Amran Hingga Anis Masuk Bursa Caketum, Jubir PPP : Yang Pasti Aja

31 Mei 2025 - 15:11 WIB

Empat Pulau dan Harga Diri Aceh: Mari Berjuang, Bukan Menyulut Api

31 Mei 2025 - 10:35 WIB

Guru SMAN 1 Nisam Antara Dilatih Pemanfaatan IA dalam Pembelajaran Deep Learning

31 Mei 2025 - 10:21 WIB

100 Hari Kerja Bupati Mirwan dan Wabup Baital, Ada yang Puas dan Ada yang Cuek Aja

31 Mei 2025 - 04:48 WIB

Visa Furoda Tak Kunjung Terbit, Calon Jemaah Haji Gagal ke Tanah Suci?

31 Mei 2025 - 01:23 WIB

Trending di Nasional