ASPIRATIF|BLANGKEJEREN – Puluhan guru Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues mengikuti kegiatan pelatihan yang berlangsung di SD Negeri 1 Rikit Gaib.
Kegiatan pelatihan ini berthemakan “Transformasi Pembelajaran Digital: Pelatihan Virtual Tour untuk Guru Sekolah Dasar.”
Kepala SD Negeri 1 Rikit Gaib, Muhammad Isa kepada media ini, Rabu (2/6/2025) mengatakan, kegiatan pelatihan ini menghadirkan narasumber utama yaitu, Dr Ronald Fransyaigu MPd, akademisi dan praktisi pendidikan digital dari Universitas Samudra Langsa.
Katanya, ia dikenal aktif mengembangkan media pembelajaran berbasis teknologi immersive.
“Semoga dengan pelatihan ini, para guru mengaplikasikan digital dalam kegiatan pembelajaran di ruang kelas,” ujar M.Isa.
Lebih lanjut kepala sekolah menyampaikan, rasa syukurnya karena sekolahnya menjadi lokasi pelatihan ini.
Menututnya, kegiatan ini membuka wawasan kami tentang cara baru mengajar yang tidak hanya berbasis teknologi, tetapi juga menggugah rasa ingin tahu siswa terhadap dunia di sekitarnya.
Ia menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari program penguatan kapasitas guru dalam mendesain pembelajaran inovatif, menyenangkan, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Dengan pelatihan ini tambhnya, para guru diharapkan mampu menghadirkan pengalaman belajar yang lebih hidup, serta memperkuat koneksi antara materi pelajaran dan kehidupan nyata peserta didikm
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gayo Lues, Dra Juraida MM menyampaikan, apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini apalagi menghadirkan pakar yang ahli dalam bidangnya.
“Kegiatan seperti ini sebagai upaya penting untuk terus didorong sebagai bagian dari reformasi pembelajaran di daerah terpencil,” ucap Juraida.
Pelatihan ditutup dengan sesi refleksi dan praktek karya virtual tour buatan guru-guru peserta yang akan segera diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas masing-masing.
Sementara itu, narasumber, Dr Ronald Fransyaigu dalam paparannya menekankan, pentingnya virtual tour sebagai pendekatan pembelajaran yang tidak hanya interaktif, tetapi juga membangun pengalaman belajar yang kontekstual dan berbasis lingkungan sekitar siswa.
“Virtual tour bukan sekadar jalan-jalan digital, tapi sarana untuk mengajak siswa memahami dunia nyata secara menyenangkan, mulai dari warisan budaya lokal, keanekaragaman hayati, hingga ruang publik di sekitar mereka,” jelas Ronald.
Dijelaskannya, peserta pelatihan dibekali dengan berbagai keterampilan teknis, mulai dari penggunaan aplikasi virtual tour sederhana, penyusunan skenario pembelajaran digital, hingga integrasi tour virtual dalam pembelajaran tematik di SD.
Ronald menuturkan, salah satu sesi yang menarik perhatian peserta adalah praktik langsung membuat tur virtual sederhana.
Karena katanya, sesi ini menggunakan dokumentasi sekolah dan objek lokal di Kecamatan Rikit Gaib.
Pelatihan ditutup dengan sesi refleksi dan praktek karya virtual tour buatan guru-guru peserta yang akan segera diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas masing-masing.[]
