Menu

Mode Gelap
 

Daerah · 15 Okt 2025 08:54 WIB ·

Gelar Seminar Hari Pangan Sedunia, Masyarakat Aceh Antusias Angkat Potensi Pangan Lokal Janeng


 Gelar Seminar Hari Pangan Sedunia, Masyarakat Aceh Antusias Angkat Potensi Pangan Lokal Janeng Perbesar

ASPIRATIF.ID  – Janeng (Dioscorea hispida Dennst) yang dikenal luas sebagai umbi beracun, hari ini tampil sebagai primadona dalam Pekan Diversifikasi Pangan Lokal 2025. Tim Penggerak PKK dari 17 kabupaten/kota di Aceh ikut serta dalam event yang diwarnai dengan 3 bentuk kegiatan yakni expo, seminar, dan lomba cipta menu.

Kegiatan yang diinisiasi secara kolaboratif oleh TP PKK Aceh, Lembaga Pengabdian dan Penelitian Universitas Syiah Kuala (LPPM USK), Dinas Pangan Aceh, Katahati Institute, dan Lembaga Kajian Pembangunan Pertanian dan Lingkungan (LKPPL) ini bertujuan untuk mengangkat potensi pangan lokal janeng melalui inovasi dan diversifikasi produk sekaligus meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Ketua panitia, Putroe Fajriah, ST dalam laporannya mengungkapkan bahwa kepanitiaannya hanya memiliki waktu satu minggu untuk menyiapkan acara tersebut.

“Alhamdulillah berkat semangat dan daya juang serta keikhlasan yang tinggi dari kepanitian bersama ini, kegiatan ini dapat terselenggara dengan baik”, ujarnya.

Turut menyampaikan sambutan dalam acara pembukaan, Ketua Darma Wanita Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Eti Indarti, M.Sc. Dalam amanatnya ia menekankan pentingnya pengembangan potensi pangan lokal untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

“USK tentunya siap mengambil peran dalam mengembangkan inovasi dan teknologi serta berkolaborasi dengan semua pihak demi terwujudnya upaya tersebut”, ungkap Eti yang juga Dosen Teknologi Hasil Pertanian FP USK tersebut.

Sementara itu, dalam amanat dan arahan Wakil Ketua TP PKK Aceh, Mukarramah yang dibacakan Ketua Bidang 3 Sandang, Pangan, dan Tata Laksana Rumah Tangga, Syarifah Hasnah, menyebutkan bahwa Janeng telah lama menjadi bagian dari budaya dan kehidupan masyarakat Aceh, terutama di wilayah pedesaan. Namun, sayangnya potensi besar janeng belum sepenuhnya kita optimalkan.

“Selama ini, janeng dianggap sebagai pangan alternatif atau cadangan saat paceklik, padahal sesungguhnya ia memiliki nilai gizi yang tinggi, kandungan karbohidrat yang besar, serta potensi ekonomi yang menjanjikan bila diolah dengan inovasi dan teknologi”, ujarnya.

“Melalui kegiatan ini, kita ingin mengubah cara pandang tersebut. Bahwa pangan lokal bukanlah pangan kelas dua. Pangan lokal adalah warisan, identitas, dan sekaligus solusi untuk ketahanan pangan kita di masa depan.

Oleh karena itu, GARDA PALA – gerakan sadar diversifikasi pangan lokal – hadir sebagai gerakan bersama, agar kita lebih mencintai, mengolah, dan memanfaatkan kekayaan pangan yang ada di sekitar kita”, tambahnya.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan seminar nasional “Janeng sebagai Bahan Pangan Alternatif: Potensi, Tantangan, dan Inovasi” Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan Dinas Pangan Aceh, Afrizal, SE, M.Si, Direktur Katahati Institute, Raihal Fajri, Akademisi USK, Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.Sc, dan Owner Geutanyoe Perfume (berbasis janeng) Muhammad Haiqal.

Seminar ini dipandu oleh Moderator, Dr. Chenny Seftarita, SE., M.Si, Koordinator Prodi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala.

Dalam pemaparannya, Afrizal yang mewakili Kepala Dinas Pangan Drs. Surya Rayendra, menyosialisasikan Program Garda Pala atau Gerakan Sadar Diversifikasi Pangan Lokal.

Gerakan ini menggugah kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sumber makanan yang berasal dari sumber daya dan kearifan lokal, termasuk salah satunya Janeng.

Ia berharap dengan adanya kegiatan ini, janeng segera naik kelas dari yang semula hanya dikenal sebagai makanan masa sulit menjadi makanan yang kaya akan sumber gizi sebagai pangan alternatif yang potensial. Ia juga menyatakan bahwa bukan tidak mungkin janeng dijadikan sebagai salah satu komoditas pangan unggulan di masa yang akan datang.

Pembicara kedua, Direktur Katahati, Raihal Fajri, mensharing aktivitas pemberdayaan masyarakat yang selama ini dilakukan lembaganya di Samar Kilang, Bener Meriah. Mereka sukses mengangkat potensi lokal berupa janeng.

Masyarakat Samar Kilang sudah tidak sekedar memanfaatkan janeng liar yang tumbuh di hutan, melainkan sudah membudidayakannya.

“Kami punya 2 hektar demplot budidaya janeng disana untuk menyangga kebutuhan produksi terutama tepung janeng”, ungkap Raihal.

Sementara itu Pembicara ketiga, Akademisi USK, Dr. Muhammad Yasar, S.TP., M.Sc mengungkapkan keberhasilan pihaknya melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program Pengabdian Masyarakat Kolaborasi Indonesia (PMKI) antara USK dengan Perguruan Tinggi Mitra USU Medan dan Unand Padang yang dilakukan di Desa Riting Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar.

Kegiatan yang dilatarbelakangi keberhasilan KKN USK 2024 tersebut berhasil mengintroduksi inovasi berupa pemanfaatan Teknologi Tepat Guna Pengupas, Perajang, Penghilang racun, Pengering, dan Penepung. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya meningkatkan nilai ekonomi janeng melalui diversifikasi untuk memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.

Pembicara ketiga dari kalangan pengusaha, Muhammad Haikal mengungkapkan keberhasilan pihaknya memghasilkan dan memasarkan produk farfum berbahan janeng.

Menurutnya janeng dapat dimanfaatkan esensial oilnya untuk mengikat dan menguatkan wangi farfum.

“Inovasi ini tentu dapat meningkatkan nilai tambah janeng itu sendiri yang bukan hanya dimanfaatkan untuk pangan melainkan industri lain yang juga sangat menjanjikan dan yang pasti sangat menguntungkan, “ ujarnya.

Kegiatan seminar setengah hari tersebut diikuti oleh 300 orang peserta dan dilanjutkan dengan expo produk olahan janeng.

Beragam hasil diversifikasi olahan janeng dipamerkan dan diperjualbelikan di kegiatan tersebut. Terdapat 17 kabupaten/kota turut ambil bagian mewakili TP PKK masing-masing dan 10 UMKM dari wilayah Aceh Besar dan Kota Banda Aceh.

Sebagai salah satu peserta expo yang timnya juga akan ikut berkompetisi dalam Lomba Cipta Menu (LCM) janeng, Nafisah, Ketua TP PKK Aceh Selatan menggungkap ketertarikannya terhadap kegiatan Pekan Diversifikasi Pangan Lokal yang dilaksanakan dalam rangka memperingati hari pangan sedunia ini.

Menurut istri Bupati Mirwan ini, Aceh Selatan juga memiliki banyak potensi janeng. Selama ini belum termanfaatkan dengan baik.

Ia juga menunjukkan beberapa produk yang dihasilkan timnya seperti kue boi, peyek, ketapang, loyang, semuanya berbahan baku janeng.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari tersebut rencananya dibuka oleh Wakil Ketua TP PKK Aceh Mukarramah dan ditutup langsung oleh Ketua TP PKK Aceh, Marlina Usman pada hari puncak peringatan hari pangan sedunia 16 Oktober 2025.[]

banner 350x350
Artikel ini telah dibaca 15 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Di Bulan Pertama di lantik, Bupati Mirwan Pending Pengadaan Mobil, Kondisi Defisit dan Efisiensi

15 Oktober 2025 - 21:50 WIB

Wabup Baital dan Kadis DPMG Hadiri Sosialisasi Penguatan Kelembagaan Adat Gampong Di Kecamatan Kluet Selatan

15 Oktober 2025 - 17:19 WIB

Aceh Selatan dan Utang Pelestarian Lisan: Mengubah Gelar WBTb Menjadi Aksi Nyata

15 Oktober 2025 - 10:22 WIB

Ke Pedalaman Aceh Utara, Kak Na Hibur Yatim dan Jemput Aspirasi

14 Oktober 2025 - 22:02 WIB

Kesetiaan Setelah Sorak Kemenangan

14 Oktober 2025 - 20:59 WIB

Bukti Khazanah Aceh Selatan, Adat Mawah, Bahasa Aneuk Jamee dan Kluet ,Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

14 Oktober 2025 - 18:47 WIB

Trending di Daerah