ASPIRATIF.ID — Pengamat hubungan internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, menilai Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto kini tengah berada di puncak popularitas di panggung dunia. Hal itu terlihat setelah Prabowo menyampaikan pidato perdananya pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Selasa (23/9/2025).
Dalam sebuah diskusi daring yang digelar dari Jakarta, Rabu, Teuku menjelaskan bahwa Prabowo berhasil diterima oleh berbagai blok dan organisasi internasional, mulai dari BRICS, Gerakan Non-Blok (GNB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), hingga G7.
“Pak Prabowo mungkin ratingnya sedang tinggi di dunia ini. Beliau diterima di mana-mana. Barat tidak menolak beliau. BRICS tidak menolak beliau. GNB tidak menolak beliau. OKI, sama-sama. Kemudian, G7 tidak menolak beliau,” ujar Teuku.
Momentum Indonesia jadi perekat dunia
Menurut Teuku, penerimaan global ini merupakan modal besar bagi Indonesia untuk memperlihatkan peran strategisnya sebagai penghubung antar kawasan. Ia menekankan, peluang ini harus diikuti dengan langkah konsisten dan berkesinambungan.
“Sekaranglah peranan Pak Prabowo berperan sebagai tokoh dunia yang diterima di banyak kawasan. Beliau membuktikan kualitas dirinya sebagai integrator, komunikator, dan penyambung antarkawasan,” katanya.
Teuku meyakini, apabila kepercayaan internasional ini dimanfaatkan secara optimal dan didukung penuh masyarakat, Indonesia berpeluang menempati posisi penting sebagai qualified middle power.
“Saya berharap, kedatangan Pak Prabowo kemarin ke New York, itu membuktikan inilah citra Indonesia: penuh percaya diri, kami bersama rakyat, dan citra kami lebih baik daripada yang Anda dengar dari media Anda sendiri. Semoga ini menjadi momentum untuk membangkitkan Indonesia,” ucapnya.
Dampak ke ekonomi nasional
Pandangan serupa datang dari Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Aviliani.
Menurutnya, dunia kini mulai menaruh perhatian serius pada kepemimpinan Prabowo, dan hal itu membuka peluang positif bagi perekonomian Indonesia.
“Memang Pak Prabowo sekarang di mata dunia itu sangat diperhitungkan. Ini sebenarnya adalah momentum baik, kalau orang sudah dipercaya, itu mau minta apa saja pasti bisa,” kata Aviliani.
Namun, ia mengingatkan agar kepercayaan global ini tidak hilang hanya karena persoalan birokrasi dalam negeri yang selama ini kerap menjadi hambatan masuknya investasi.
“Jangan sampai sudah dipercaya, ketika mereka masuk ke sini, banyak persoalan yang membuat akhirnya tidak jadi. Pak Prabowo sudah di depan, yang di belakangnya yang mesti dibereskan,” tegasnya.
Isi pidato perdana Prabowo di PBB
Dalam pidato perdananya di Sidang Majelis Umum PBB yang berlangsung di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat, Prabowo berbicara usai Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Lewat pidato berdurasi 20 menit yang ia beri judul “Seruan Indonesia untuk Harapan”, Prabowo berbicara soal kemanusiaan, solidaritas, serta komitmen Indonesia terhadap perdamaian global.[]
Sumber : Kompas.Com
