ASPIRATIF.ID — Sejarah baru tercipta di Aceh dengan tiga posisi strategis pemerintahan. Gubernur, Pangdam Iskandar Muda, dan Kapolda untuk pertama kalinya dijabat secara bersamaan oleh putra asli daerah.
Melda Afriza, mahasiswa Ilmu Politik Universitas Syiah Kuala (USK), mengatakan kepada Aspiratif.idbahwa momen ini merupakan tonggak penting bagi Aceh.
“Ini pertama kalinya dalam sejarah Aceh, tiga pucuk pimpinan strategis diisi oleh putra daerah yang benar-benar memahami karakteristik dan kebutuhan masyarakat Aceh,” katanya Jum’at 8 Agustus 2025.
Menurut Melda, Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang menjabat sejak Februari 2025 memiliki keunggulan sebagai mantan pejuang GAM yang memahami dinamika masyarakat akar rumput.
“Figur Pak Mualem ini unik karena memiliki pengalaman langsung sebagai bagian dari perjuangan rakyat Aceh sebelum bertransformasi menjadi pemimpin formal,” jelasnya.
Untuk posisi Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Niko Fahrizal dinilai Melda sebagai sosok yang tepat.
“Sebagai putra Banda Aceh, beliau tidak hanya memahami strategi militer tetapi juga nilai-nilai budaya lokal yang penting dalam menjaga keamanan di Aceh,” paparnya.
Sementara Kapolda Aceh yang baru, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah, disebut Melda memiliki modal sosial yang kuat.
“Dengan pengalaman panjang di kepolisian dan berasal dari Pidie, beliau memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat yang penting untuk penegakan hukum yang berkeadilan,” ujar mahasiswa USK tersebut.
Melda menambahkan, sinergi tiga pemimpin asli Aceh ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah.
“Ketika pemimpin benar-benar berasal dari dan tumbuh di lingkungan yang sama dengan masyarakat yang dipimpinnya, biasanya akan lebih peka terhadap kebutuhan riil rakyat,” pungkasnya.[RM]